TUMPEK WAYANG

Om Swastiastu

Mulai hari Minggu tanggal 14 Juli sampai hari Sabtu tgl. 20 Juli selama 7 hari disebut di dalam wariga adalah Wuku Wayang, adapun setiap wuku wayang kita teringat dengan upacara sapuh leger, sebab di dalam lontar kalatattwa disebutkan, bagi mereka yang lahir dalam lingkaran wuku wayang akan menjadi santapan (tetadahan) Kala, sehingga bagi mereka yang lahir pada wuku itu akan melakukan upacara penglukatan sapuh leger. Namun disini tidak akan menjelaskan bagaimana banten sapu leger itu, sebab semuanya itu merupakan kewenangan jero mangku Ringgit. Namun perlu juga dijelaskan arti dari kata sapuh leger, Sapuh artinya bersih. Leger=ligir=habis. Sehingga sapuh leger itu berarti membersihkan semua mala sampai ligir. ( keterangan jero Mangku Ringgit).

Kutipan dari lontar Sundarigama:

Sukra wage Wayang disebut Kalapasa; masesuwuk daun pandan, berisi kapur sirih nampakdara, boleh di depan pintu masuk pekarangan rumah, segehan ah soroh, api takep, katur teken Durga bucari.

Saniscara Kliwon (Tumpek Wayang; Puja Wali Bhatara Iswara. Banten Suci maulam itik putih, peras, ajengan, sedah woh, canang raka-raka, rantasan pasucian, katur ring Bhatara Hyang Guru. Kalau punya wayang, juga di upacarai, bantennya sama dengan yang tadi, boleh ditambahkan lagi sesuai dengan dresta setempat.

Untuk Manusia; Sesayut tumpeng agung, prayascita, panyeneng, tatab.

Om, Santih, Santih, Santih, Om

Oleh : Ida Pedanda Gede Made Gunung

No comments:

Post a Comment